Ada 3 (tiga) kejadian di laut yang mengakibatkan timbulnya tsunami
yaitu :
1.
Gempa bumi
Secara
umum gempa bumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempa bumi tektonik
yang terjadi di laut dan mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.
Sumber gempa bumi berada di laut
b.
Kedalaman gempa bumi dangkal, yakni kurang
dari 60 km
c.
Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR
d.
Tipe patahannya turun (normal fault) atau
patahan naik (thrush fault)
Tsunami
yang ditimbulkan oleh gempa bumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup besar, tergantung dari kekuatan
gempa dan besarnya area patahan yang terjadi. Tsunami dapat dihasilkan oleh
gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu massa air yang sangat
besar, seperti suatu gempa bumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteor
atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum terjadi
adalah dari gempa bumi di bawah permukaan laut. Gempa bumi kecil bisa
saja menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan
laut/lantai samudera yang mampu untuk membangkitkan tsunami.
Tsunami
dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal
dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan
secara vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan
lempeng yang disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya
sangat efektif untuk menghasilkan gelombang tsunami di mana lempeng
samudera slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga dengan
subduksi.
2. Land Slide (Tanah Longsor)
Land
Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan
terjadi di dasar samudera, dapat mengakibatkan timbulnya tsunami.
Biasanya tsunami yang terjadi tidak terlalu besar, jika dibandingkan
dengan tsunami akaibat gempa bumi.
3.
Gunung Berapi aktif
Gunung
Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat
menimbulkan tsunami. Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat
besar, tergantung dari besar kecilnya letusan gunung api tersebut. Ada
banyak gunung api yang berada di tengah laut di seluruh dunia. Untuk di
Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau yang
terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883. Letusannya sangat dashyat, sehingga
menimbulkan tsunami yang sangat besar dan korban yang banyak, baik jiwa
maupun harta benda. Dampak dari bencana ini juga dirasakan kedashyatannya
di negara lain.
Tanah
longsor di dalam laut dalam , kadang-kadang dicetuskan oleh gempa bumi
yang besar seperti halnya bangunan
yang roboh akibat letusan vulkanik, mungkin juga dapat mengganggu kolom
air akibat dari sediment dan batuan yang bergerak di lantai samudera.
Jika terjadi letusan gunung api dari dalam laut dapat juga menyebabkan tsunami
karena kolom air akan naik akibat dari letusan vulkanik yang cukup besar
lalu membentuk suatu tsunami, contoh seperti yang terjadi di Gunung
Krakatau. Gelombang terbentuk akibat perpindahan massa air yang bergerak
di bawah pengaruh gravitasi untuk mencapai keseimbangan dan bergerak di
lautan, seperti jika kita menjatuhkan batu di tengah kolam akan terbentuk
gelombang melingkar.
Sekitar
era tahun 1950-an ditemukan tsunami yang lebih besar dibandingkan
sebelumnya percaya atau tidak mungkin ini disebabkan oleh tanah longsor,
bahan peledak, aktifitas vulkanik dan peristiwa lainnya. Gejala ini
dengan cepat memindahkan volume air yang besar, sebagai energi dari
material yang terbawa atau melakukan ekspansi energi yang ditransfer ke
air sehingga terjadi gerakan tanah.
Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini, tidak sama dengan tsunami di lautan lepas yang disebabkan oleh beberapa gempa bumi, biasanya menghilang dengan cepat dan jarang sekali berpengaruh sampai ke pantai karena area yang terpengaruh sangat kecil. Peristiwa ini dapat memberi kenaikan pada gelombang kejut lokal yang bergerak cepat dan lebih besar (solitons), seperti gerakan tanah yang terjadi di Teluk Lituya memproduksi suatu gelombang dengan tinggi 50- 150 m dan mencapai area pegunungan yang jaraknya 524 m.
Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini, tidak sama dengan tsunami di lautan lepas yang disebabkan oleh beberapa gempa bumi, biasanya menghilang dengan cepat dan jarang sekali berpengaruh sampai ke pantai karena area yang terpengaruh sangat kecil. Peristiwa ini dapat memberi kenaikan pada gelombang kejut lokal yang bergerak cepat dan lebih besar (solitons), seperti gerakan tanah yang terjadi di Teluk Lituya memproduksi suatu gelombang dengan tinggi 50- 150 m dan mencapai area pegunungan yang jaraknya 524 m.
0 komentar:
Posting Komentar